Xerostomia atau mulut terasa kering bukanlah merupakan suatu penyakit, tetapi bisa menjadi suatu gejala pasti dari suatu penyakit. Ini dapat memberikan efek negatif yang serius pada kualitas hidup pasien, mempengaruhi kebiasaan makan, status gizi, berbicara, pengecapan, ketidaknyamanan pada penggunaan gigi tiruan, dan meningkatnya kemungkinan terserang karies atau gigi berlubang. Peningkatan karies dapat terjadi pada banyak pasien, oleh karena itu perawatan khusus harus diberikan pada pasien dengan kondisi xerostomia.
Penyebab xerostomia adalah sebagai berikut:
1. medikasi, seperti: antihypertensives, antidepressants, analgesics, tranquilizers, diuretics dan antihistamines c
2. terapi kanker; kemoterapi obat dapat menyebabkan berkurangnya jumlah aliran dan komposisi saliva. Radioterapi yang difokuskan pada atau sekitar glandula saliva dapat menyebabkan rusaknya glandula saliva secara temporer maupun permanent.
3. Sjorgen’s syndrome; suatu penyakit autoimun yang menyebabkan xerostomia dan mata kering.
4. kondisi lain; seperti transplantasi sum- sum tulang, kerusakan kelenjar endokrin, stress, ansietas, depresi dan kekurangan gizi.
5. kerusakan syraf; trauma yang terjadi pada area kepala dan leher dari operasi ataupun penyembuhannya dapat menyebabkan kerusakan syaraf yang menyuplai sensasi ke rongga mulut. Glandula saliva tidak dapat berfungsi secara normal jika tidak ada rangsang dari syaraf untuk memproduksi saliva.
Kondisi xerostomia yang berkaitan dengan penyakit lain:
Xerostomia yang terjadi pada pasien dapat membantu seorang dokter (gigi) untuk mengidentifikasi/ mendiagnosis suatu penyakit yang dimiliki oleh pasien tersebut.
Pada kondisi demam atau diare dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi gangguan dalam pengaturan elektrolit yang diikuti dengan terjadinya keseimbangan air negatif yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada pasien Diabetes mellitus yang tidak terkontrol memperlihatkan terjadinya pengurangan aliran saliva. Pengurangan saliva ini dipengaruhi oleh faktor angiopati, neuropatik diabetic, perubahan pada kelenjar saliva parotis dan poliuri yang berat.
Pada penderita gagal ginjal kronis juga bisa terjadi xerostomia. Keadaan ini disebabkan karena pada penderita gagal ginjal kronis penurunan output. Untuk menjaga keseimbangan cairan tetap terjaga maka perlu intake cairan yang trbatas. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan penurunan aliran saliva dan saliva menjadi kental.
Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti skelerosis multiple akan mengakibatkan hilangnya inervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim kelenjardan duktus. Kerusakan pada suplai kelenjar saliva juga dapat mengurangi sekresi saliva.
Xerostomia merupakan gejala mulut yang relative umum pada penderita AIDS. Lebih lanjut telah diamati beberapa factor yang berpotensi menyebabkan xerostomia pada penderita AIDS meliputi obat- obatan, terapi radiasi pada Kaposi sarcoma rongga mulut yang mengenai kelenjar saliva, dehidrasi, depresi dan kecemasan.
Penderita Rematoid arthritis juga mengalami xerostomia. Keadaan ini dihubungkan dengan adanya kemunduran pada parenkim kelenjar saliva dan obat- obatan yang dikonsumsi untuk perawatan Rematoid arthritis (Sasanti dan Hasibuan,2000)
referensi
Hasibuan, S dan Sasanti, H, 2000, Xerostomia, factor etiologi, etiologi dan dan penanggulangan, jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Edisi Khusus), Jakarta, halaman 241-248
Rabu, 19 November 2008
Minggu, 16 November 2008
MEMINUM SUSU MENGGUNAKAN BOTOL MENYEBABKAN KARIES YANG PARAH PADA ANAK
MEMINUM SUSU MENGGUNAKAN BOTOL MENYEBABKAN KARIES YANG PARAH PADA ANAK
Oleh: R. Syaifuddin
Tugas makalah mata kuliah Ilmu Kesehatan Gigi Anak II
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
tahun 2007
Pendahuluan
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering kita jumpai di masyarakat saat ini, penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, baik balita, anak- anak, remaja, maupun orang dewasa. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi (email dan dentin) dan diawali dengan demineraliasasi komponen anorganik gigi dan kemudian diikuti dengan hancurnya matriks organik gigi.
Karies merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, yakni ada empat faktor utana yang sangat berpengaruh terhadapa terjadinya karies; antara lain: gigi, mikroorganisme (terutama jenis streptokokus mutans, atau laktobasilus), lingkungan (substat) dan waktu. Jika tidak ada interaksi antara keempat faktor tersebut, maka karies gigi tidak akan terjadi. Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi, dimana gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel pada waktu tertentu dan berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan demineralisasi email, yang akan berlanjut menjadi karies gigi.
Karies gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya. Itu biasanya, akibat pemberian susu atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi serta makanan manis dan lengket lainnya. Kondisi yang memperparah terjadinya karies pada anak ini adalah karena ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya karies tersebut, dimana karies tersebut dipicu oleh pemberian larutan yang manis, seperti air susu, soft drink menggunakan botol, serta air susu ibu yang cara pemberian, frekuensi serta intensitasnya kurang tepat. Lamanya larutan tersebut berada di rongga mulut, seperti ketika anak tertidur sambil mengemut (mengedot) soft drink air air susu dalam botol ataupun air susu ibu lebih memeperparah terjadinya karies, bahkan dapat terjadi rampan karies pada gigi anak tersebut. Kejadian ini disebut dengan istilah nursing-bottle caries / Baby Bottle Tooth Decay / nursing caries / bottle caries / infant caries / early childhood caries, yang sering dijumpai pada anak usia 71 bulan kebawah dengan kerusakan pada gigi insisivus atas, gigi molar, dan gigi insisivus bawah. Karies yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit/ nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Dalam hal ini, secara tidak lansung, karies pada anak akan mempengaruhi proses timbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak.
Usaha pencegahan karies pada anak harus dilakukan sedini mungkin, yakni ketika gigi desiduinya mulai tumbuh. Usaha yang dapat dilakukan ketika gigi desiduinya telah tumbuh adalah dengan menghilangkan plak secara periodik, mengurangi paparan asam terhadap gigi, meningkatkan daya tahan gigi (misalnya dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor atau mengkonsumsi tablet fluor dengan dosis yang tepat), menurunkan jumlah kuman (misalnya dengan berkumur antiseptic), mengatur pola makan (mengurangi mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula), menyikat gigi dengan teratur (setelah makan dan sebelum tidur), merubah kebiasaan minum susu dari botol ke minum dari gelas, dan jangan biarkan anak minum susu sambil tertidur.
Gambar karies pada gigi desidui
Definisi
Karies gigi merupakan suatu penyakit yang menyerang jaringan keras gigi; diawali dengan terjadinya demineralisasi komponen anorganik gigi dan diikuti dengan hancurnya matriks organik gigi. Demineralisasi yang terjadi disebabkan karena adanya asam hasil metabolisme karbohidrat oleh mikrooorganisme yang terdapat di dalam rongga mulut (wardani, 2007)
Early Childhood Caries (ECC) merupakan keadaan terdapatnya satu atau lebih gigi yang mengalami karies (baik berlubang atau belum berlubang), gigi hilang (karena karies) atau tumpatan pada permukaan gigi desidui yang terjadi pada anak usia kurang atau sama dengan 71 bulan, (ADA, 2000)
Baby Bottle Tooth Decay (BBTD) merupakan suatu keadaan yang terdapat pada anak-anak berusia sangat muda (12 - 36 bulan), yang mempunyai kebiasaan mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat, semenjak berbaring sampai tertidur.
Baby Bottle Caries (Nursing Bottle Caries) merupakan keadaan gigi karies pada anak kecil dan prasekolah yang meminum minuman yang mengandung gula dengan menggunakan botol dengan waktu paparan yang lama (seperti ketika tidur siang atau tidur malam)
nama lain
Early Childhood Caries (ECC), Baby Bottle Tooth Decay (BBTD), Baby Bottle Caries, Nursing Bottle Caries, Nursing Bottle Caries, Nursing bottle syndrome, Night Bottle syndrome, Bottle Mouth, Baby Bottle Caries, Nursing Mouth, dan Labial Caries
faktor penyebab terjadinya karies
Faktor utama penyebab terjadinya proses karies adalah tersebut dibawah ini. Karies akan terjadi jika terdapat kombinasi/ interaksi antara factor- factor di bawah ini, namun jika salah satu saja faktor tidak beinteraksi, maka proses karies tidak akan terjadi. Faktor- faktor tersebut antara lain:
1. Gigi
Gigi desidui biasanya mulai erupsi pada tahun pertama. Gigi pertama yang erupsi adalah gigi insisvus pertama bawah sekitar umur 6- 8 bulanan, kemudian diikuti oleh erupsi gigi insisivus pertama atas. Pada umur 12 bulan biasanya seluruh gigi anterior rahang bawah dan rahang atas telah erupsi. Waktu erupsi gigi sangat bervariasi antara individu (anak) yang satu dengan yang lain, factor asupan nutrisi merupakan salah satu yang mempengaruhinya
2. bakteri
Salah satu bakteri yang penting di dalam rongga mulut adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini tidak tampak pada rongga mulut anak hingga giginya erupsi. Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi, sehingga membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal pembentukan kolonisasi bakteri. Kebanyakan anak kecil terinfeksi bakteri ini dari orang tuanya, saudara kandung atau individu lain yang berkontak dengannya. Kebanyakan, ibu dianggap sebagai sumber utama terjadinya penyakit ini. Anak yang ibunya memiliki jumlah S. mutans yang tinggi (ibu yang memilki resiko karies tinggi) kolonisasi bakterinya lebih cepat daripada anak yang memiliki ibu dengan jumlah S. mutans yang rendah pada sailvanya. Infeksi yang kecil dapat membanntu perkemabangan penyakit ini. Perlindungan penyakit ini sebaiknya dilakukan dengan terapi preventif yang dilakukan pada orang tua. Ungkapan “ kita semua mempunyai gigi yang jelek” dapat diartikan bahwa “kita semua mempunyai bakteri yang sama”
3. substrat
substrat bagi S. mutans dapat berasal dari jus, susu, formula atau larutan yang manis dan bisa menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Bakteri di dalam rongga mulut menggunakan gula sebagai makanan utamanya, kemudian mereka memproduksi asam yang akan merusak gigi, asam menyerang gigi sekitar 20 menit atau lebih, beberapa waktu kemudian gigi akan berlubang dan rusak. Ini bukan berarti bahwa apa yang terdapat pada mulut atau botol menyebabkan gigi berlubang, tapi seberapa sering dan lamanya cairan/ larutan manis (mengandung banyak gula) tersebut berada di dalam mulut dan berkontak dengan gigi
4. waktu
bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk demineralisasi dan progresi karies. Meminum denganmenggunakan botol ketika istirahat atau tidur sangat tidak baik, cairannya mungkin akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam). Umumnya, gigi desidui yang mudah terinfeksi adalah gigi anterior rahang atas, dan pada gigi rahang bawah lebih sedikit terkena karena terlindungi oleh lidah. Genangan susu, jus, formula, larutan yang manis atau air susu (ibu) pada rongga mulut saat tidur ditemukan terjadinya fermentasi yang berasal dari gula larutan tersebut dan akan membantu terjadinya karies
Pembahasan
Keberadaan gigi desidui pada anak sangatlah penting, sehingga membutuhkan gigi yang sehat dan kuat untuk fungsi mengunyah makanan, berbicara dan terlihat bagus saat tersenyum (fungsi estetik). Yang paling penting adalah, untuk proses tumbuh kembang dan erupsi gigi permanennya, yakni berfungsi untuk menjaga ruang pada rahang untuk erupsi gigi permanennya. Jika anak kehilangan gigi desiduinya terlalu dini, maka kehilangan gigi tersebut akan berpengaruh pada didi sebelahnya, dimana gigi sebelahnya akan bergerak ke ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi yang hilang tersebut, kemudian ketika gigi permanent erupsi, mungkin tidak ada ruang untuk gigi permanen tersebut , sehingga pada giginya akan terjadi crooked (bengkok) atau crowded (berjejal).
Anak yang gigi desiduinya telah erupsi dapat terserang karies, ini berarti bahwa anak dapat terserang karies ketika usianya masih kurang dari satu tahun. Karies yang terjadi pada anak ini disebut dengan Early Childhood Caries (ECC). ECC merupakan masalah berat yang menyebabkan kerusakan gigi pada anak. Prevalensi terjadinya karies ini pada suatu populasi dapat mencapai 90 persen, ini merupakan angka yang sangat tinggi. Namun demikian, menurut American Academy of Pediatric Dentistry, mengunjungi dokter gigi sejak usia anak menginjak tahun pertama, ECC dapat dicegah dengan mudah.
Early Childhood Caries (ECC) merupakan bentuk spesifik dari karies hebat yang ditemukan pada gigi desidui anak. Anak yang mempunyai penyakit ini, biasanya anak yang mempunyai kebiasaan tidur sambil meminum (mengedot) susu, jus atau cairan manis lainnya. ECC juga dikenal dengan sebutan Baby Bottle Tooth Decay (BBTD), Nursing Bottle Caries dan Milk Bottle Syndrome, dan banyak lagi istilah lainnya. Karies semacam ini hanya terjadi pada anak yang usianya kurang dari tiga tahun, yakni pada gigi desidui saja
Bakteri kariogenik yang terdapat di rongga mulut, terutama Streptococcus mutans, baru terdapat di rongga mulut setelah gigi desidui erupsi. Bakteri yang ditemukan di dalam rongga mulut ini, akan merubah gula menjadi asam dan kemudian asam ini dapat merusak enamel dan dentin gigi. Aliran saliva di dalam rongga mulut dapat membantu membersihkan asam yang menempel pada permukaan gigi. Namun, ketika anak tidur aliran saliva secara signifikan akan berkurang dan kondisi ini akan diikuti oleh tergenangnya asam, yang dihasilkan dari fermentasi gula yang terdapat pada susu dan larutan manis yang mengandung gula lainnya, di dalam rongga mulut dan akan memepercepat terbentuknya karies.
Umumnya, empat gigi anterior (gigi depan) rahang atas merupakan gigi yang mudah terserang ECC, yang ditandai dengan tampaknya titik atau garis pucat pada gigi yang menandakan terjadi dekalsifikasi oleh asam pada gigi tersebut. Jika gigi dibiarkan tidak terawat atau dianggap enteng, maka nyeri pada kavitas akan berkembang. Gigi pertama anak akan erupsi sekitar umur 6- 8 tahun, dan biasanya kedua puluh giginya akan tumbuh sekitar 2- 2,5 tahun. Kehilangan gigi yang terlalu dini dapat menyebabkan erupsi yang terblok, drifting, crooking dan crowding pada gigi permanent. Anak yang kehilangan gigi desiduinya yang terlalu dini, kemungkinan besar ke depannya membutuhkan perawatan orthodonsia (braket). Jika abses atau infeksi terdapat di sekitar gigi yang menderita ECC, ini dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang gigi permanennya
Nursing Bottle Caries/ Nursing bottle syndrome adalah suatu keadaan yang terdapat pada anak-anak berusia sangat muda (12 - 36 bulan),yakni anak yang mempunyai kebiasaan mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat, semenjak berbaring sampai tertidur. Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada ibunya. Padahal karies gigi semacam itu , lebih-lebih yang tidak dirawat; pada gilirannya akan sangat merugikan kesehatan anak secara umum. Karies gigi jenis ini, yang keadaannya mirip Rampant Caries, mempunyai pola yang khas. Proses terbentuknya pola tersebut erat hubungannya dengan kebiasaan pemberian makanan, yaitu diperbolehkannya anak untuk mengedot botol sampai tertidur, Menurut Para ahli, dalam tingkat keparahan yang bagaimanapun, pola Nursing Bottle Caries adalah sebagai berikut. Ada yang menyebutkan, gigi pertama yang terkena adalah gigi insivus pertama rahang atas pada permukaan lingual, mesial, dan distal. Setelah itu, gigi insivus lateral atas pada permukaan labial, lingual, mesial, dan distal. Kemudian , permukaan oklusal gigi molar satu atas dan satu bawah. Bila kebiasaan pemberian makanan sampai anak tertidur berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi keadaan iebih lanjut, yaitu karies akan tampak pada permukaan oklusal molar dua atas serta bawah, dan yang terakhir adalah gigi insivus bawah.
Akhir-akhir ini, seperti telah diutarakan sebelumnya, beberapa ahli ilmu kesehatan gigi anak berhasil membuktikan bahwa karies gigi yang polanya identik dengan Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada ibunya (ASI). Menurut Lawrence A. Kotlow, hal itu dimungkinkan karena sebagian besar penderita yang menyusu pada ibunya sampai berusia lebih dari dua dan tiga tahun. Dalam periode tersebut, setiap harinya mereka diperbolehkan menyusu sampai beberapa jam, dan bahkan sering tertidur dalam keadaan dimana puting susu ibu masih berada di rongga mulutnya. Peristiwa tersebut dapat terjadi dua sampai tiga kali perhari, dan kadang-kadang malah berlangsung sepanjang malam. Bila penjelasan Kotlow diperhatikan dengan seksama, maka yang sesungguhnya telah terjadi adalah : pertama , bahwa ASI juga merupakan penyebab terjadinya kaies gigi. Kedua, bahwa kebiasaan pemberian makanan, dalam hal ini diperbolehkannya anak-anak menyusu ibu sampai tertidur, adalah faktor yang berperan tergadap pola khas dari jenis karies tersebut diatas. Dan Ketiga, diperbolehkannya anak-anak mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat sampai tertidur, bukanlah satu- satunya penyebab terjadinya karies gigi dengan pola khas pada anak-anak berusia sangat muda.
Orang tua (ibu) yang suka mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, pemakaian fluoride yang jarang (rendah), oral hygiene yang buruk, jarang memeriksakan atau merawat kariesnya ke dokter gigi, serta banyaknya tumpatan pada giginya mengindikasikan bahwa ibu tersebut mempunyai resiko karies yang tinggi. Dental history dari ibu memiliki korelasi dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut pada anaknya. Beberapa observasi pada dua pertiga jumlah ibu yang seperti disebutkan di atas, disebutkan bahwa pada mulut/ gigi anaknya cenderung memiliki kolonisasi yang cepat ketika ibunya memiliki flora kariogenik yang tinggi di dalam rongga mulutnya. Sedangkan pada ibu yang memiliki karies dalam tingkatan yang sedang, kolonisasi bakteri yang terjadi pada rongga mulut anak lebih rendah.
Terkadang beberapa orang tua tidak menyadari bahwa gigi anaknya berlubang setelah melihat mulut anaknya. Ketika keberadaan karies diketahui, mungkin sudah terlambat untuk melindungi giginya. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah tindakan pencegahan, tetapi gigi yang telah terserang karies masih dapat dirawat jika interfeksi dan penyebabnya segera dihentikan/ dihilangkan. mengurangi jumlah bakteri penyebab karies ini, S. mutans, pada ibunya mungkin bisa mengurangi resiko perkembangan ECC pada anak. Jadi, hendaknya ibu harus berkunjung ke dokter gigi untuk menjamin kesehatan gigi dan mulutnya sendiri yang nantinya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut anaknya.
Pencegahan
Pencegahan terhadap karies ini harus dilakukan secepatnya, ketika gigi desidui anak telah erupsi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahterjadinya karies ini adalah tersebut di bawah ini, antara lain:
1. setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/ lap bersih. Kemudian bersihkan/ sikat gigi anak, jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2- 2,5 tahun.
2. jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu, formula atau jus buah atau larutan yang manis
3. jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang reguler, pada malam hari, atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis
4. hindari mengisi botol minum anak dengan larutan seperti air gula dan soft drink
5. jika air yang akan diberikan kepada anaka tidak mengandung fluoride, tanyalah dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
6. mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran, buatlah kunjungan secara teratur. Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi.
Cara pencegahan lain yang dapat dilakukan pada anak yang terbiasa manggunakan botol hingga tertidur adalah sebagai berikut:
1. jangan pernah meletakkan botol minuman pada tempat tidur anak
pada usia 7- 8 bulan, kebanyakan anak- anak tidak menginginkan diberi makan sampai malam hari. Anak yang meminum menggunakan botol sambil berbaring lebih mudah terkena infeksi pada telinganya
2. berikan botol hanya ketika makan saja
jangan gunakan botol minuman sebagai dot, jangan biarkan anak berjalan sambil meminumnya dalam waktu yang lama. Ini tidak hanya menyebabkan karies, tetapi juga anak dapat menderita cedera pada giginya ketika mereka terjatuh sambil mengedot.
3. ajari anak meminum dengan gelas/ cangkir
ini dilakukan secepat mungkin, biasanya sejak tahun pertama. Meminum dengan cangkir/ gelas tidak menyebabkan cairan tergenang di sekitar gigi, dan cangkir tidak dapat digunakan sambil berbaring
4. gunakan air yang besih dan sikat gigi ukuran anak untuk pembersihan setiap hari
5. hentikan kebiasaan menggunakan botol pada usia 12- 14 bulan
6. ketika usia anak menginjak umur 2 tahun, orang tua harus menyikat gigi anaknya satu atau dua kali sehari, yakni setelah sarapan dan sebelum tidur. Jika yakin bahwa anak akan meludahkan dan tidak menelan pasta gigi, maka gunakanlah pasta gigi yang ber-flouride
antisipasi yang dapat dilkukan pada ibu untuk mencegah terjadinya karies pada anak, adalah sebagi berikut:
1. oral hygiene
orang tua harus diinstruksikan untuk menyikat giginya dua kali sehari, yakni setelah makan atau minum susu dan sebelum tidur, serta mengunakan dental floss paling tidak satu kali sehari
2. diet
orang tua harus diinstruksikan mengkonsumsi jus buah hanya satu kali sehari dan menghindari semua minuman berkarbonat sampai anak berusia 30 bulan.
3. fluoride
orang tua harus diinstruksikan untuk menggunakan pasta gig yang mengandung fluoride yang disetujui oleh ADA dan berkumurlah dengan obat kumur yang tanpa alkohol
4. menghilangkan karies
pasien harus disuruh ke dokter gigi untuk memeriksakan kariesnya dan menumpatnya sesegera mungkin
5. menunda kolonisasi
ibu harus diajari cara mencegah kolonisasi bakteri pada anaknya, yakni menghindari pemberian sendok makan kepada mulut anak, dimana sebelumnya sendoknya telah masuk ke mulut ibunya dan hindari penggunaan lap yang telah terkena saliva ibu untuk membersihkan mulut anaknya
7. mengunyah permen karet Xylitol
ibu disuruh untuk mengunyah permen karet Xylitol empat potong dalam sehari
Perawatan
Deteksi demineralisasi pada gigi yang cepat, berupa titik atau garis putih pucat dapat dilakukan remineralisasi dengan menggunakan aplikasi fluoride dan modifikasi pola makannya. Kunjungan pertama anak ke dokter gigi dapat membantu untuk mengevaluasi resiko karies anak. Dokter gigi anak akan menganjurkan dara pencegahan dan perawatan penyakit ini. Jika karies jelas terlihat dan meliputi seluruh gigi diindikasikan menggunakan stailess steel crown (SSC) atau veneer crown. Bahan perekat mempunyai prognosis yang jelek pada gigi desidui anterior karena retensi yang luas dan karies dapat kambuh lagi. Jika karies telah mencapai ruang pulpa, maka perawatan pulpa atau ekstraksi butuh dipertimbangkan. Space Maintener secara umum tidak dibutuhkan untuk kasus ini (biasanya gigi anterior desidui mempunyai ruang, sedangkan Space Maintener diperlukan untuk gigi posterior desidui)
Pada anak yang kurang kooperatif saat dilakukan perawatan, mungkin dibutuhkan zat sedasi atau general anesthesia untuk menyempurnakan/ memudahkan perawatan.
Kesimpulan
karies pada anak merupakan masalah serius yang dihadapi setiapa orang tua, karena karies yang terjadi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, termasuk tumbuh kembang dan erupsi gigi permanennya. Karies yang terjadi pada anak sebagian besar disebabkan mengkonsumsi susu atau air cairan manis lainnya dengan menggunakan botol. Pemberian susu menggunakan botol ketika anak berbaring hingga tertidur dapat menyebabkan karies yang parah pada anak, kondisi seperti ini disebut dengan Baby Bottle Tooth Decay (BBTD) atau Baby Bottle Caries. Untuk mencegah terjadinya karies semacam ini, maka peran dan perhatian orang tua terhadap anaknya sangat dibutuhkan, yakni antara lain jangan memberikan minuman manis atau susu kepada anak ketika akan tidur, biasakan menbersihkan/ menyikat gigi anak, dan cegah kolonisasi bakteri pada anak, karena kolonisasi bakteri pada rongga mulut anak terjadi setelah gigi desidui mulai tumbuh. Perawatan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut ibu juga harus diperhatikan dan secara rutin mengunjungi dokter gigi.
Daftar Pustaka
American academy of pediatric dentistry. Policy on Baby bottle Tooth Decay (BBTD)/ Early Childhood Caries. 2003- 2003 reffrence manual: 23
Hwahoon Jeong. 2002. Baby-Bottle Caries. Reprinted from the Fort Knox, Ky., Inside the Turret. Available at Army medicine
Kohler B, Andersen I, Jonsson B, The effects of caries preventive measures in mother on dental caries and the oral presence of ther bacteria Streptococcus mutans and lactobacilli in their children. Arch Oral Biol. 1984;29:879-883
Berkowitz RJ, Jones P. Mouth to mouth transmission of the bacterium Streptococcus mutans between mother and child. Arch Oral Biol. 1985;30:377-379
Proceedings. Conference on early childhood caries, Bethesda, MD, October 1997. Community Dent Oral Epidemiol. 1998;26(suppl)
American Academy of Pediateric dentistry. Policy statement on the use of fluoride. Pediatr Dent. 2001;23(S1,7):14
American Academy of Pediateric dentistry, medical home initiatives for children with special needs project Advisory committee. The medical home. Pediatric. 2002;110:184-186
Isokangas P, Solderling E, Pienihakkien K, Alanen P. Occurrence of dental decay in children after maternal consumption of Xylitol chewing gum, a follow- up from 0 to 5 years age. J Dent Res. 2000;79:1885-1889
American dental Association. Caries diagnosis and risk assessment: a review of preventive strategies and management. J am Dent Assoc. 1995;126(suppl)1S-24S
American Academy of Pediateric dentistry. Guilaline of infant oral health care. Pediatr Dent. 2002; 24(7):47
American Dental Association. 2000. ADA Statement on early childhood caries. Available at www.ada.com
American Dental Association. 2000. early childhood tooth decay (baby bottle tooth decay). Available at www.ada.com
American Academy of Family Physicians. 2000. Taking Care of Your Child's Teeth. Available at www. familydoctor.org
American Academy of Pediatric Dentistry. 2000. baby bottle tooth decay.
Oleh: R. Syaifuddin
Tugas makalah mata kuliah Ilmu Kesehatan Gigi Anak II
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
tahun 2007
Pendahuluan
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering kita jumpai di masyarakat saat ini, penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, baik balita, anak- anak, remaja, maupun orang dewasa. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi (email dan dentin) dan diawali dengan demineraliasasi komponen anorganik gigi dan kemudian diikuti dengan hancurnya matriks organik gigi.
Karies merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, yakni ada empat faktor utana yang sangat berpengaruh terhadapa terjadinya karies; antara lain: gigi, mikroorganisme (terutama jenis streptokokus mutans, atau laktobasilus), lingkungan (substat) dan waktu. Jika tidak ada interaksi antara keempat faktor tersebut, maka karies gigi tidak akan terjadi. Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi, dimana gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel pada waktu tertentu dan berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan demineralisasi email, yang akan berlanjut menjadi karies gigi.
Karies gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya. Itu biasanya, akibat pemberian susu atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi serta makanan manis dan lengket lainnya. Kondisi yang memperparah terjadinya karies pada anak ini adalah karena ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya karies tersebut, dimana karies tersebut dipicu oleh pemberian larutan yang manis, seperti air susu, soft drink menggunakan botol, serta air susu ibu yang cara pemberian, frekuensi serta intensitasnya kurang tepat. Lamanya larutan tersebut berada di rongga mulut, seperti ketika anak tertidur sambil mengemut (mengedot) soft drink air air susu dalam botol ataupun air susu ibu lebih memeperparah terjadinya karies, bahkan dapat terjadi rampan karies pada gigi anak tersebut. Kejadian ini disebut dengan istilah nursing-bottle caries / Baby Bottle Tooth Decay / nursing caries / bottle caries / infant caries / early childhood caries, yang sering dijumpai pada anak usia 71 bulan kebawah dengan kerusakan pada gigi insisivus atas, gigi molar, dan gigi insisivus bawah. Karies yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit/ nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Dalam hal ini, secara tidak lansung, karies pada anak akan mempengaruhi proses timbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak.
Usaha pencegahan karies pada anak harus dilakukan sedini mungkin, yakni ketika gigi desiduinya mulai tumbuh. Usaha yang dapat dilakukan ketika gigi desiduinya telah tumbuh adalah dengan menghilangkan plak secara periodik, mengurangi paparan asam terhadap gigi, meningkatkan daya tahan gigi (misalnya dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor atau mengkonsumsi tablet fluor dengan dosis yang tepat), menurunkan jumlah kuman (misalnya dengan berkumur antiseptic), mengatur pola makan (mengurangi mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula), menyikat gigi dengan teratur (setelah makan dan sebelum tidur), merubah kebiasaan minum susu dari botol ke minum dari gelas, dan jangan biarkan anak minum susu sambil tertidur.
Gambar karies pada gigi desidui
Definisi
Karies gigi merupakan suatu penyakit yang menyerang jaringan keras gigi; diawali dengan terjadinya demineralisasi komponen anorganik gigi dan diikuti dengan hancurnya matriks organik gigi. Demineralisasi yang terjadi disebabkan karena adanya asam hasil metabolisme karbohidrat oleh mikrooorganisme yang terdapat di dalam rongga mulut (wardani, 2007)
Early Childhood Caries (ECC) merupakan keadaan terdapatnya satu atau lebih gigi yang mengalami karies (baik berlubang atau belum berlubang), gigi hilang (karena karies) atau tumpatan pada permukaan gigi desidui yang terjadi pada anak usia kurang atau sama dengan 71 bulan, (ADA, 2000)
Baby Bottle Tooth Decay (BBTD) merupakan suatu keadaan yang terdapat pada anak-anak berusia sangat muda (12 - 36 bulan), yang mempunyai kebiasaan mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat, semenjak berbaring sampai tertidur.
Baby Bottle Caries (Nursing Bottle Caries) merupakan keadaan gigi karies pada anak kecil dan prasekolah yang meminum minuman yang mengandung gula dengan menggunakan botol dengan waktu paparan yang lama (seperti ketika tidur siang atau tidur malam)
nama lain
Early Childhood Caries (ECC), Baby Bottle Tooth Decay (BBTD), Baby Bottle Caries, Nursing Bottle Caries, Nursing Bottle Caries, Nursing bottle syndrome, Night Bottle syndrome, Bottle Mouth, Baby Bottle Caries, Nursing Mouth, dan Labial Caries
faktor penyebab terjadinya karies
Faktor utama penyebab terjadinya proses karies adalah tersebut dibawah ini. Karies akan terjadi jika terdapat kombinasi/ interaksi antara factor- factor di bawah ini, namun jika salah satu saja faktor tidak beinteraksi, maka proses karies tidak akan terjadi. Faktor- faktor tersebut antara lain:
1. Gigi
Gigi desidui biasanya mulai erupsi pada tahun pertama. Gigi pertama yang erupsi adalah gigi insisvus pertama bawah sekitar umur 6- 8 bulanan, kemudian diikuti oleh erupsi gigi insisivus pertama atas. Pada umur 12 bulan biasanya seluruh gigi anterior rahang bawah dan rahang atas telah erupsi. Waktu erupsi gigi sangat bervariasi antara individu (anak) yang satu dengan yang lain, factor asupan nutrisi merupakan salah satu yang mempengaruhinya
2. bakteri
Salah satu bakteri yang penting di dalam rongga mulut adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini tidak tampak pada rongga mulut anak hingga giginya erupsi. Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi, sehingga membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal pembentukan kolonisasi bakteri. Kebanyakan anak kecil terinfeksi bakteri ini dari orang tuanya, saudara kandung atau individu lain yang berkontak dengannya. Kebanyakan, ibu dianggap sebagai sumber utama terjadinya penyakit ini. Anak yang ibunya memiliki jumlah S. mutans yang tinggi (ibu yang memilki resiko karies tinggi) kolonisasi bakterinya lebih cepat daripada anak yang memiliki ibu dengan jumlah S. mutans yang rendah pada sailvanya. Infeksi yang kecil dapat membanntu perkemabangan penyakit ini. Perlindungan penyakit ini sebaiknya dilakukan dengan terapi preventif yang dilakukan pada orang tua. Ungkapan “ kita semua mempunyai gigi yang jelek” dapat diartikan bahwa “kita semua mempunyai bakteri yang sama”
3. substrat
substrat bagi S. mutans dapat berasal dari jus, susu, formula atau larutan yang manis dan bisa menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Bakteri di dalam rongga mulut menggunakan gula sebagai makanan utamanya, kemudian mereka memproduksi asam yang akan merusak gigi, asam menyerang gigi sekitar 20 menit atau lebih, beberapa waktu kemudian gigi akan berlubang dan rusak. Ini bukan berarti bahwa apa yang terdapat pada mulut atau botol menyebabkan gigi berlubang, tapi seberapa sering dan lamanya cairan/ larutan manis (mengandung banyak gula) tersebut berada di dalam mulut dan berkontak dengan gigi
4. waktu
bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk demineralisasi dan progresi karies. Meminum denganmenggunakan botol ketika istirahat atau tidur sangat tidak baik, cairannya mungkin akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam). Umumnya, gigi desidui yang mudah terinfeksi adalah gigi anterior rahang atas, dan pada gigi rahang bawah lebih sedikit terkena karena terlindungi oleh lidah. Genangan susu, jus, formula, larutan yang manis atau air susu (ibu) pada rongga mulut saat tidur ditemukan terjadinya fermentasi yang berasal dari gula larutan tersebut dan akan membantu terjadinya karies
Pembahasan
Keberadaan gigi desidui pada anak sangatlah penting, sehingga membutuhkan gigi yang sehat dan kuat untuk fungsi mengunyah makanan, berbicara dan terlihat bagus saat tersenyum (fungsi estetik). Yang paling penting adalah, untuk proses tumbuh kembang dan erupsi gigi permanennya, yakni berfungsi untuk menjaga ruang pada rahang untuk erupsi gigi permanennya. Jika anak kehilangan gigi desiduinya terlalu dini, maka kehilangan gigi tersebut akan berpengaruh pada didi sebelahnya, dimana gigi sebelahnya akan bergerak ke ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi yang hilang tersebut, kemudian ketika gigi permanent erupsi, mungkin tidak ada ruang untuk gigi permanen tersebut , sehingga pada giginya akan terjadi crooked (bengkok) atau crowded (berjejal).
Anak yang gigi desiduinya telah erupsi dapat terserang karies, ini berarti bahwa anak dapat terserang karies ketika usianya masih kurang dari satu tahun. Karies yang terjadi pada anak ini disebut dengan Early Childhood Caries (ECC). ECC merupakan masalah berat yang menyebabkan kerusakan gigi pada anak. Prevalensi terjadinya karies ini pada suatu populasi dapat mencapai 90 persen, ini merupakan angka yang sangat tinggi. Namun demikian, menurut American Academy of Pediatric Dentistry, mengunjungi dokter gigi sejak usia anak menginjak tahun pertama, ECC dapat dicegah dengan mudah.
Early Childhood Caries (ECC) merupakan bentuk spesifik dari karies hebat yang ditemukan pada gigi desidui anak. Anak yang mempunyai penyakit ini, biasanya anak yang mempunyai kebiasaan tidur sambil meminum (mengedot) susu, jus atau cairan manis lainnya. ECC juga dikenal dengan sebutan Baby Bottle Tooth Decay (BBTD), Nursing Bottle Caries dan Milk Bottle Syndrome, dan banyak lagi istilah lainnya. Karies semacam ini hanya terjadi pada anak yang usianya kurang dari tiga tahun, yakni pada gigi desidui saja
Bakteri kariogenik yang terdapat di rongga mulut, terutama Streptococcus mutans, baru terdapat di rongga mulut setelah gigi desidui erupsi. Bakteri yang ditemukan di dalam rongga mulut ini, akan merubah gula menjadi asam dan kemudian asam ini dapat merusak enamel dan dentin gigi. Aliran saliva di dalam rongga mulut dapat membantu membersihkan asam yang menempel pada permukaan gigi. Namun, ketika anak tidur aliran saliva secara signifikan akan berkurang dan kondisi ini akan diikuti oleh tergenangnya asam, yang dihasilkan dari fermentasi gula yang terdapat pada susu dan larutan manis yang mengandung gula lainnya, di dalam rongga mulut dan akan memepercepat terbentuknya karies.
Umumnya, empat gigi anterior (gigi depan) rahang atas merupakan gigi yang mudah terserang ECC, yang ditandai dengan tampaknya titik atau garis pucat pada gigi yang menandakan terjadi dekalsifikasi oleh asam pada gigi tersebut. Jika gigi dibiarkan tidak terawat atau dianggap enteng, maka nyeri pada kavitas akan berkembang. Gigi pertama anak akan erupsi sekitar umur 6- 8 tahun, dan biasanya kedua puluh giginya akan tumbuh sekitar 2- 2,5 tahun. Kehilangan gigi yang terlalu dini dapat menyebabkan erupsi yang terblok, drifting, crooking dan crowding pada gigi permanent. Anak yang kehilangan gigi desiduinya yang terlalu dini, kemungkinan besar ke depannya membutuhkan perawatan orthodonsia (braket). Jika abses atau infeksi terdapat di sekitar gigi yang menderita ECC, ini dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang gigi permanennya
Nursing Bottle Caries/ Nursing bottle syndrome adalah suatu keadaan yang terdapat pada anak-anak berusia sangat muda (12 - 36 bulan),yakni anak yang mempunyai kebiasaan mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat, semenjak berbaring sampai tertidur. Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada ibunya. Padahal karies gigi semacam itu , lebih-lebih yang tidak dirawat; pada gilirannya akan sangat merugikan kesehatan anak secara umum. Karies gigi jenis ini, yang keadaannya mirip Rampant Caries, mempunyai pola yang khas. Proses terbentuknya pola tersebut erat hubungannya dengan kebiasaan pemberian makanan, yaitu diperbolehkannya anak untuk mengedot botol sampai tertidur, Menurut Para ahli, dalam tingkat keparahan yang bagaimanapun, pola Nursing Bottle Caries adalah sebagai berikut. Ada yang menyebutkan, gigi pertama yang terkena adalah gigi insivus pertama rahang atas pada permukaan lingual, mesial, dan distal. Setelah itu, gigi insivus lateral atas pada permukaan labial, lingual, mesial, dan distal. Kemudian , permukaan oklusal gigi molar satu atas dan satu bawah. Bila kebiasaan pemberian makanan sampai anak tertidur berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi keadaan iebih lanjut, yaitu karies akan tampak pada permukaan oklusal molar dua atas serta bawah, dan yang terakhir adalah gigi insivus bawah.
Akhir-akhir ini, seperti telah diutarakan sebelumnya, beberapa ahli ilmu kesehatan gigi anak berhasil membuktikan bahwa karies gigi yang polanya identik dengan Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada ibunya (ASI). Menurut Lawrence A. Kotlow, hal itu dimungkinkan karena sebagian besar penderita yang menyusu pada ibunya sampai berusia lebih dari dua dan tiga tahun. Dalam periode tersebut, setiap harinya mereka diperbolehkan menyusu sampai beberapa jam, dan bahkan sering tertidur dalam keadaan dimana puting susu ibu masih berada di rongga mulutnya. Peristiwa tersebut dapat terjadi dua sampai tiga kali perhari, dan kadang-kadang malah berlangsung sepanjang malam. Bila penjelasan Kotlow diperhatikan dengan seksama, maka yang sesungguhnya telah terjadi adalah : pertama , bahwa ASI juga merupakan penyebab terjadinya kaies gigi. Kedua, bahwa kebiasaan pemberian makanan, dalam hal ini diperbolehkannya anak-anak menyusu ibu sampai tertidur, adalah faktor yang berperan tergadap pola khas dari jenis karies tersebut diatas. Dan Ketiga, diperbolehkannya anak-anak mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat sampai tertidur, bukanlah satu- satunya penyebab terjadinya karies gigi dengan pola khas pada anak-anak berusia sangat muda.
Orang tua (ibu) yang suka mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, pemakaian fluoride yang jarang (rendah), oral hygiene yang buruk, jarang memeriksakan atau merawat kariesnya ke dokter gigi, serta banyaknya tumpatan pada giginya mengindikasikan bahwa ibu tersebut mempunyai resiko karies yang tinggi. Dental history dari ibu memiliki korelasi dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut pada anaknya. Beberapa observasi pada dua pertiga jumlah ibu yang seperti disebutkan di atas, disebutkan bahwa pada mulut/ gigi anaknya cenderung memiliki kolonisasi yang cepat ketika ibunya memiliki flora kariogenik yang tinggi di dalam rongga mulutnya. Sedangkan pada ibu yang memiliki karies dalam tingkatan yang sedang, kolonisasi bakteri yang terjadi pada rongga mulut anak lebih rendah.
Terkadang beberapa orang tua tidak menyadari bahwa gigi anaknya berlubang setelah melihat mulut anaknya. Ketika keberadaan karies diketahui, mungkin sudah terlambat untuk melindungi giginya. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah tindakan pencegahan, tetapi gigi yang telah terserang karies masih dapat dirawat jika interfeksi dan penyebabnya segera dihentikan/ dihilangkan. mengurangi jumlah bakteri penyebab karies ini, S. mutans, pada ibunya mungkin bisa mengurangi resiko perkembangan ECC pada anak. Jadi, hendaknya ibu harus berkunjung ke dokter gigi untuk menjamin kesehatan gigi dan mulutnya sendiri yang nantinya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut anaknya.
Pencegahan
Pencegahan terhadap karies ini harus dilakukan secepatnya, ketika gigi desidui anak telah erupsi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahterjadinya karies ini adalah tersebut di bawah ini, antara lain:
1. setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/ lap bersih. Kemudian bersihkan/ sikat gigi anak, jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2- 2,5 tahun.
2. jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu, formula atau jus buah atau larutan yang manis
3. jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang reguler, pada malam hari, atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis
4. hindari mengisi botol minum anak dengan larutan seperti air gula dan soft drink
5. jika air yang akan diberikan kepada anaka tidak mengandung fluoride, tanyalah dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
6. mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran, buatlah kunjungan secara teratur. Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi.
Cara pencegahan lain yang dapat dilakukan pada anak yang terbiasa manggunakan botol hingga tertidur adalah sebagai berikut:
1. jangan pernah meletakkan botol minuman pada tempat tidur anak
pada usia 7- 8 bulan, kebanyakan anak- anak tidak menginginkan diberi makan sampai malam hari. Anak yang meminum menggunakan botol sambil berbaring lebih mudah terkena infeksi pada telinganya
2. berikan botol hanya ketika makan saja
jangan gunakan botol minuman sebagai dot, jangan biarkan anak berjalan sambil meminumnya dalam waktu yang lama. Ini tidak hanya menyebabkan karies, tetapi juga anak dapat menderita cedera pada giginya ketika mereka terjatuh sambil mengedot.
3. ajari anak meminum dengan gelas/ cangkir
ini dilakukan secepat mungkin, biasanya sejak tahun pertama. Meminum dengan cangkir/ gelas tidak menyebabkan cairan tergenang di sekitar gigi, dan cangkir tidak dapat digunakan sambil berbaring
4. gunakan air yang besih dan sikat gigi ukuran anak untuk pembersihan setiap hari
5. hentikan kebiasaan menggunakan botol pada usia 12- 14 bulan
6. ketika usia anak menginjak umur 2 tahun, orang tua harus menyikat gigi anaknya satu atau dua kali sehari, yakni setelah sarapan dan sebelum tidur. Jika yakin bahwa anak akan meludahkan dan tidak menelan pasta gigi, maka gunakanlah pasta gigi yang ber-flouride
antisipasi yang dapat dilkukan pada ibu untuk mencegah terjadinya karies pada anak, adalah sebagi berikut:
1. oral hygiene
orang tua harus diinstruksikan untuk menyikat giginya dua kali sehari, yakni setelah makan atau minum susu dan sebelum tidur, serta mengunakan dental floss paling tidak satu kali sehari
2. diet
orang tua harus diinstruksikan mengkonsumsi jus buah hanya satu kali sehari dan menghindari semua minuman berkarbonat sampai anak berusia 30 bulan.
3. fluoride
orang tua harus diinstruksikan untuk menggunakan pasta gig yang mengandung fluoride yang disetujui oleh ADA dan berkumurlah dengan obat kumur yang tanpa alkohol
4. menghilangkan karies
pasien harus disuruh ke dokter gigi untuk memeriksakan kariesnya dan menumpatnya sesegera mungkin
5. menunda kolonisasi
ibu harus diajari cara mencegah kolonisasi bakteri pada anaknya, yakni menghindari pemberian sendok makan kepada mulut anak, dimana sebelumnya sendoknya telah masuk ke mulut ibunya dan hindari penggunaan lap yang telah terkena saliva ibu untuk membersihkan mulut anaknya
7. mengunyah permen karet Xylitol
ibu disuruh untuk mengunyah permen karet Xylitol empat potong dalam sehari
Perawatan
Deteksi demineralisasi pada gigi yang cepat, berupa titik atau garis putih pucat dapat dilakukan remineralisasi dengan menggunakan aplikasi fluoride dan modifikasi pola makannya. Kunjungan pertama anak ke dokter gigi dapat membantu untuk mengevaluasi resiko karies anak. Dokter gigi anak akan menganjurkan dara pencegahan dan perawatan penyakit ini. Jika karies jelas terlihat dan meliputi seluruh gigi diindikasikan menggunakan stailess steel crown (SSC) atau veneer crown. Bahan perekat mempunyai prognosis yang jelek pada gigi desidui anterior karena retensi yang luas dan karies dapat kambuh lagi. Jika karies telah mencapai ruang pulpa, maka perawatan pulpa atau ekstraksi butuh dipertimbangkan. Space Maintener secara umum tidak dibutuhkan untuk kasus ini (biasanya gigi anterior desidui mempunyai ruang, sedangkan Space Maintener diperlukan untuk gigi posterior desidui)
Pada anak yang kurang kooperatif saat dilakukan perawatan, mungkin dibutuhkan zat sedasi atau general anesthesia untuk menyempurnakan/ memudahkan perawatan.
Kesimpulan
karies pada anak merupakan masalah serius yang dihadapi setiapa orang tua, karena karies yang terjadi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, termasuk tumbuh kembang dan erupsi gigi permanennya. Karies yang terjadi pada anak sebagian besar disebabkan mengkonsumsi susu atau air cairan manis lainnya dengan menggunakan botol. Pemberian susu menggunakan botol ketika anak berbaring hingga tertidur dapat menyebabkan karies yang parah pada anak, kondisi seperti ini disebut dengan Baby Bottle Tooth Decay (BBTD) atau Baby Bottle Caries. Untuk mencegah terjadinya karies semacam ini, maka peran dan perhatian orang tua terhadap anaknya sangat dibutuhkan, yakni antara lain jangan memberikan minuman manis atau susu kepada anak ketika akan tidur, biasakan menbersihkan/ menyikat gigi anak, dan cegah kolonisasi bakteri pada anak, karena kolonisasi bakteri pada rongga mulut anak terjadi setelah gigi desidui mulai tumbuh. Perawatan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut ibu juga harus diperhatikan dan secara rutin mengunjungi dokter gigi.
Daftar Pustaka
American academy of pediatric dentistry. Policy on Baby bottle Tooth Decay (BBTD)/ Early Childhood Caries. 2003- 2003 reffrence manual: 23
Hwahoon Jeong. 2002. Baby-Bottle Caries. Reprinted from the Fort Knox, Ky., Inside the Turret. Available at Army medicine
Kohler B, Andersen I, Jonsson B, The effects of caries preventive measures in mother on dental caries and the oral presence of ther bacteria Streptococcus mutans and lactobacilli in their children. Arch Oral Biol. 1984;29:879-883
Berkowitz RJ, Jones P. Mouth to mouth transmission of the bacterium Streptococcus mutans between mother and child. Arch Oral Biol. 1985;30:377-379
Proceedings. Conference on early childhood caries, Bethesda, MD, October 1997. Community Dent Oral Epidemiol. 1998;26(suppl)
American Academy of Pediateric dentistry. Policy statement on the use of fluoride. Pediatr Dent. 2001;23(S1,7):14
American Academy of Pediateric dentistry, medical home initiatives for children with special needs project Advisory committee. The medical home. Pediatric. 2002;110:184-186
Isokangas P, Solderling E, Pienihakkien K, Alanen P. Occurrence of dental decay in children after maternal consumption of Xylitol chewing gum, a follow- up from 0 to 5 years age. J Dent Res. 2000;79:1885-1889
American dental Association. Caries diagnosis and risk assessment: a review of preventive strategies and management. J am Dent Assoc. 1995;126(suppl)1S-24S
American Academy of Pediateric dentistry. Guilaline of infant oral health care. Pediatr Dent. 2002; 24(7):47
American Dental Association. 2000. ADA Statement on early childhood caries. Available at www.ada.com
American Dental Association. 2000. early childhood tooth decay (baby bottle tooth decay). Available at www.ada.com
American Academy of Family Physicians. 2000. Taking Care of Your Child's Teeth. Available at www. familydoctor.org
American Academy of Pediatric Dentistry. 2000. baby bottle tooth decay.
Kamis, 13 November 2008
dental nite 2008
Untuk kedua kalinya, FKG UGM mengadakan konser musik (istilah sekolahan: pensi)dalam skala besar. tahun lalu penampilan D' Cinnamons cukup memuaskan semua yang hadir di GOR STIE YKPN (venue acara)....bagaimana antusias penonton jika yang didatangkan kali ini Andra and the Backbone???
Langganan:
Postingan (Atom)